Berinvestasi Aman (2)

Investment / 10 October 2011

Kalangan Sendiri

Berinvestasi Aman (2)

Hot Triany Nadapdap Official Writer
1916

Rumah-rumah yang dibangun di masa Timur Tengah kuno, banyak terbuat dari tanah liat yang dijemur di bawah matahari atau dari batu-batu yang tidak direkatkan satu sama lain. Meskipun tempat itu sudah cukup untuk menjadi tempat tinggal, tetapi pencuri mudah masuk. Pencuri-pencuri ini menggali di bawah tembok, atau mereka menjebol temboknya, atau dengan cara lain. Tidak ada harta yang aman dari mereka yang berniat mencuri.

Tentu, kita tahu bahwa karat dapat menghancurkan peralatan, bahkan peralatan yang terbaik, dan ngengat dapat menyerang benda-benda konsumsi kita. Dengan caranya yang destruktif, karat betul-betul memakan dan dapat menghancurkan hampir semua benda. Pada akhirnya, karat akan menggerogoti semua logam, termasuk perak dan emas. Secara simbolis, karat adalah segala yang dapat menghancurkan Anda dan hidup Anda. Pendek kata, semua harta Anda, apakah yang berwujud materi ataupun yang lain-lain, semua dapat dihancurkan.

Harta yang kita tumpuk di dunia ini sebaik-baiknya tetap saja bersifat sementara. Ketiga metafora dalam Matius 6:19-21, masing-masing menyampaikan kepada kita bahwa hidup itu singkat dan sia-sia. Semua hal itu, bila diperluas hingga termasuk di dalamnya hal-hal yang bisa musnah dari budaya zaman ini, jelas menunjukkan kepada kita betapa bodohnya bila kita bersandar pada harta duniawi. Investasi yang buruk, atau investasi yang baik, bila dicuri oleh manajemen yang buruk atau direktur yang tidak jujur, dapat membuat tabungan seumur hiduo kita hilang dalam satu malam.

Namun, menabung atau menyimpan itu sendiri bukan dosa. Paulus mencatat dalam 2 Korintus 12:14 bahwa orang tua harus mengumpulkan harta untuk anak-anaknya. Bila kita memperoleh keuntungan, kita harus menggunakannya, bukan hanya untuk kebutuhan kita, melainkan juga untuk kebaikan orang lain.

Harta di bumi bisa menjadi jalan untuk menciptakan harta di surga jika harta itu digunakan dan dibagikan untuk kemuliaan Allah. Yesus sangat paham bahwa dalam budaya konsumen dunia ini, berkecamuk konflik tetap yang melibatkan hasrat, hati, dan jiwa kita.

“Panggilan kita bukan hanya lewat cara sekuler seperti mencari uang atau nafkah, melainkan juga lewat cara Allah memanfaatkan bakat dan minat kita demi kemuliaanNya” – disarikan dari Martin Luther (1483-1546).

“Aneh, betapa banyak, bahkan diantara mereka yang disebut orang percaya, yang mempunyai segala kebutuhan hidup, namun mengeluh dirinya miskin!” – John Wesley (1703-1791)

“Uang tidak pernah membuat manusia bahagia, dan tidak akan pernah. Dari sifat dasarnya, tidak ada apa pun pada uang yang bisa menghasilkan kebahagiaan. Semakin banyak seseorang memilikinya, semakin ia menginginkannya. Bukannya mengisi kekosongan, uang malah menciptakan kekosongan. Jika uang bisa memenuhi kekurangan seseorang, dengan cara lain uang juga membuatnya semakin kekurangan dua, tiga kali lipat. Ada pepatah yang benar dari seorang bijak, percayalah padanya; ‘Lebih baik memiliki sedikit, tetapi disertai takuta akan Tuhan, daripada punya banyak harta yang disertai kesusahan’ – Benjamin Franklin (1706-1790).

Sumber : Disadur dari: Buku Biblical Principles for Becoming Debt Free! (Frank Damazio&Rich; Brott)
Halaman :
1

Ikuti Kami